kemuliaan wanita dan sifat-sifat yang harus diperhatikan
Kemuliaan Islam dan Teladan Akhlak Muslimah
الحمدُ لله الكبيرِ المتعالِ، صاحبِ
العزِّ والكمالِ، والعظمةِ والجمالِ، والقدرةِ والجلالِ، المُنَزَّهِ عن النقصِ
والزوالِ، المعبودِ عند الغدوِّ والآصالِ، منشئُ السحاب الثقال، ويسبح الرعد بحمده
والملائكة من خيفته، وأشهد أنَّ سيدنا محمداً - صلى الله عليه وسلم - خير الخلق
والرجال، ورفع عنا الإصر والأغلال، ثم أمَّا بعد...
Sesungguhnya islam memiliki pandangan
istimewa terhadap kaum wanita
Akan tetapi hal yang sesungguhnya, Kita telah menjauh dari ketentuan Allah dan
RasulNya
Terkhusus kita di zaman sekarang ini, Yang dimana telah keluar dari perkataan seseorang apa apa yang tdk keluar dr perkataan abu jahal
dan yg lainnya ketika menentang Nabi
Dimana di zaman jahiliyyah, Seorang wanita nampak terlihat bagian lehernya
atau nampak bagian mata kakinya, Dan
tidak lebih dari itu
Akan tetapi di zaman sekarang, Pandangan tersebut sangatlah berbeda jauh
Dalam hal ini akan diuraikan beberapa poin dalam
menjelaskan sejarah kelam dimasa jahiliyyah tentang kedudukan perempuan hingga
perempuan menjadi makhluk yang terjaga kedudukannya setelah cahaya islam datang
dengan membawa rahmat dan kasih sayang.
Sebelum
datang Islam, seluruh umat manusia memandang hina kaum wanita. Jangankan
memuliakannya, menganggapnya sebagai manusia saja tidak. Orang-orang Arab
ketika itu pun biasa mengubur anak-anak perempuan mereka hidup-hidup tanpa dosa
dan kesalahan, hanya karena ia seorang wanita! Allah berfirman tentang mereka,
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ
بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ
“Dan apabila seseorang
dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah
padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.” (QS. An-Nahl: 58)
Wanita
Setelah Islam
Cahaya Islam pun terbit
menerangi kegelapan itu dengan risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam, memerangi segala bentuk kezaliman dan menjamin
setiap hak manusia tanpa terkecuali. Perhatikan Allah berfirman tentang bagaimana
seharusnya memperlakukan kaum wanita dalam ayat berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ
تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا
آتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ
“Hai orang-orang yang
beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan
janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari
apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan
pekerjaan keji yang nyata..” (QS.
An Nisa : 19)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam juga sering mengingatkan dengan sabda-sabdanya agar umat Islam
menghargai dan memuliakan kaum wanita. Di antara sabdanya:
اِسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا
“Aku wasiatkan
kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita.” (HR Muslim:)
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ
لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
“Sebaik-baik
kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling
baik terhadap istriku.” (HR Tirmidzi,)
Perempuan
Merupakan Karunia Dan Bukan Sebuah Bencana
Setelah
sebelumnya orang-orang jahiliyah memandang wanita sebagai musibah, Islam
memandang bahwa wanita adalah karunia Allah. Bersamanya kaum laki-laki akan
mendapat ketenangan, lahir maupun batinnya. Darinya akan muncul energi positif
yang sangat bermanfaat berupa rasa cinta, kasih sayang dan motivasi hidup.
Laki-laki dan wanita menjadi satu entitas dalam bingkai rumah tangga. Kedunya
saling membantu dalam mewujudkan hidup yang nyaman dan penuh kebahagian,
mendidik dan membimbing generasi manusia yang akan datang. Allah berfirman,
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ
مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ
مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Al Rûm : 21)
Hak Dan
Kedudukan Wanita
Sebagaimana laki-laki,
hak-hak wanita juga terjamin dalam Islam. Pada dasarnya, segala yang menjadi
hak laki-laki, ia pun menjadi hak wanita. Agamanya, hartanya, kehormatannya,
akalnya dan jiwanya terjamin dan dilindungi oleh syariat Islam sebagaimana kaum
laki-laki. Diantara contoh yang terdapat dalam al Qur`an adalah: wanita
memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam beribadah dan mendapat pahala:
وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ
مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ
وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا
“Barangsiapa
yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang
yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya
walau sedikitpun.” (QS. An Nisâ [4]: 124)
Allah juga berfirman
tentang hak wanita:
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي
عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Dan para wanita mempunyai
hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf”. (QS.
Al Baqarah : 228)
Mutiara
Yang Harus Dijaga
Selain
menjamin hak-hak wanita, Islam pun menjaga kaum wanita dari segala hal yang
dapat menodai kehormatannya, menjatuhkan wibawa dan merendahkan martabatnya.
Bagai mutiara yang mahal harganya, Islam menempatkannya sebagai makhluk yang
mulia yang harus dijaga. Atas dasar inilah kemudian sejumlah aturan ditetapkan
oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dan agar berikutnya, kaum wanita dapat
menjalankan peran strategisnya sebagai pendidik umat generasi mendatang.
Islam
adalah agama syariat dan aturan. Oleh karena itu ia datang untuk memperbaiki
kondisi kaum wanita, mengangkat derajatnya, agar umat Islam (dengan perannya)
memiliki kesiapan untuk mencapai kemajuan dan memimpin dunia.” (al Tahrîr wa
al Tanwîr: 2/400-401)
Di antara
aturan yang khusus bagi wanita adalah aturan dalam pakaian yang menutupi
seluruh tubuh wanita. Aturan ini berbeda dengan kaum laki-laki. Allah
memerintahkan demikian agar mereka dapat selamat dari mata-mata khianat kaum
laki-laki dan tidak menjadi fitnah bagi mereka.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ
لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ
جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ
غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnyake seluruh
tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al Ahzâb [33]: 59)
Diantara kasih sayang islam terhadap perempuan, adalah :
1. Tidak wajib memberikan nafkah
kepada anak dan ortunya bahkan terhadap dirinya sendiri
2. Gugur kewajiban jihad bagi wanita
3. Belum ber kewajiban haji disaat tdk
ada mahrom yg menemani dirinya
4. Tidak sahnya seorang perempuan
menikah tanpa walinya, guna menjaga kehormatan dan nasab anak2 nya
5. Ketika meninggal kain kafan yg
digunakan perempuan jumlahnya lebih banyak dari pria, guna menjaga kehormatannya
Sungguh sangat nampak kemuliaan seorang wanita ketika dia mampu membaca apa
apa yang dipaparkan oleh syariat islam
Disini akan dipaparkan 4 poin penting yang semestinya dimiliki oleh setiap
muslimah yang memiiki keinginan untuk menjadi muslimah yang salihah dan
dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala, dan tentunya 4 sifat ini untuk
muslimah yang belum memiliki suami atau menikah.
- Menutup Aurat
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ
الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ
يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya
ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 59).
Jilbab bukanlah penutup wajah, namun jilbab adalah
kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai khimar. Sedangkan khimar adalah
penutup kepala.
2.
Berbusana dengan
Memenuhi Syarat Pakaian yang Syar’i
Wanita yang menjadi idaman sepatutnya memenuhi
beberapa kriteria berbusana :
-
Menutupi seluruh tubuh
(termasuk kaki) kecuali wajah dan telapak tangan.
-
Bukan memakai pakaian
untuk berhias diri.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ
الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah
kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-orang
jahiliyyah pertama.” (QS. Al Ahzab : 33).
-
Longgar, tidak ketat
dan tidak tipis sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh.
-
Tidak diberi wewangian
atau parfum. Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا
مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Seorang
perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar
mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang
pelacur.” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani
dalam Shohihul Jami’ no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
-
Tidak menyerupai
pakaian pria atau pakaian non muslim.
Dari
Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhu berkata,
لَعَنَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – الْمُخَنَّثِينَ مِنَ
الرِّجَالِ ، وَالْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ
“Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupai kaum
wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.”
(HR. Bukhari no. 6834)Inilah di antara beberapa syarat pakaian wanita yang harus dipenuhi. Karena Inilah wanita yang pantas dijadikan kriteria.
3.
Betah Tinggal di Rumah
Di antara yang diteladankan oleh para wanita salaf
yang shalihah adalah betah berada di rumah dan bersungguh-sungguh menghindari
laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Hal ini
dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari godaan wanita yang merupakan
godaan terbesar bagi laki-laki.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ
الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah
kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al
Ahzab: 33).
Disebutkan bahwa ada orang yang bertanya kepada Saudah
-istri Rasulullah-, “Mengapa engkau tidak berhaji dan berumrah sebagaimana yang
dilakukan oleh saudari-saudarimu (yaitu para istri Nabi yang lain, pent)?”
Jawaban beliau, “Aku sudah pernah berhaji dan berumrah, sedangkan Allah
memerintahkan aku untuk tinggal di dalam rumah”. Perawi mengatakan, “Demi
Allah, beliau tidak pernah keluar dari pintu rumahnya kecuali ketika jenazahnya
dikeluarkan untuk dimakamkan”. Sungguh moga Allah ridha kepadanya.
Dari Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إن الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا
إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ فَتَقُولُ: مَا رَآنِي
أَحَدٌ إِلا أَعْجَبْتُهُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ إِلَى اللَّهِ إِذَا كَانَتْ
فِي قَعْرِ بَيْتِهَا”
“Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan
menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah
ketika dia berada di dalam rumahnya”. (HR Ibnu Khuzaimah no. 1685.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
4.
Memiliki Sifat Malu
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
الْحَيَاءُ لاَ يَأْتِى إِلاَّ بِخَيْرٍ
“Rasa malu
tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari)semoga dapat menambah wawasan tentang hak-hak dan kewajiban seorang wanita dalam menghadapi zaman yang semakin hari semakin bertambah ujian untuk menghadapinya.
Makassar
30 Juni 2019
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
: referensi
Hani 'Abdul Aziz Abu al 'Ala
https://www.alukah.net/sharia/0/63319/
Abu Khalid resa gunarsa, Lc
https://muslim.or.id/9166-islam-menjaga-dan-memuliakan-wanita.html
Belum ada Komentar untuk "kemuliaan wanita dan sifat-sifat yang harus diperhatikan"
Posting Komentar