Kunci Hotel
Ketika Kunci Hotel Membuatku Galau
Bismillahirrahmaanirrahiim
Kawan...!
Alhamdulillah, kita dapat dipertemukan kembali oleh Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia.
Sejenak mengisi kekosongan, sengaja bukan mengosongkan diri, namun mencoba untuk menguraikan kata demi kata, agar bisa menjadi sebuah jamuan yang bermanfaat bagi diri pribadi juga orang lain.
Ketika melihat judul yang tertera diatas, tentunya teman-teman pasti tahu kan, ini merupakan kisah bersambung dari judul sebelumnya "dari Bin Baz Melabuh ke Ummul Mukminin"
Secara khusus, insyaallah disini akan aku coba kisahkan sedikit, kenapa aku keluar dari staff menjaga kunci hotel dan pindah ke amanah sebelumnya
Menjaga amanah sebagai muazzin di Masjid Jami' Ummul Mukminin,
Sebenarnya menjadi handling hotel sangat mengasyikkan, suasana baru begitu menantang, bertemu jamaah dan punya kenalan baru.
Apalagi aku bisa makan enak di hotel, tidur di kasur nan empuk, juga dapat menikmati banyak sekali berbagai kue di restoran
Ibarat aku berada di kehidupan yang sangat kaya, mau apa saja semua ada dan tersedia, dan tentunya kendala menjalankan amanah pasti ada, mau tidak mau pasti diuji dengan berbagai ujian.
Pernah suatu ketika, aku sedang bertugas di hotel al surfah, Madinah. Menjaga kamar yang sudah dipesan sambil menunggu jamaah yang datang dari jeddah.
Waktu itu sekitar pukul 11 malam
Aku menanyakan keberadaan jamaah via sms kepada salah satu guide,
Namun dia tidak membalas sms yang kukirimkan
Yang pada akhirnya, aku membuat kesimpulan sendiri, bahwasanya jamaah akan tiba 3 jam lagi setelah kuhitung waktu standar naik bus dari jeddah ke madinah
Aku perkiraan jam 2 dini hari sudah tiba di hotel.
Sehingga akupun istirahat di kamar hotel, kemudian pasang alarm jam 2 bangun, sejurus setelah kurebahkan badan, aku melayang bersama mimpi-mimpi indah yang tidak pernah aku sadari.
Jam 2 pun aku terbangun, wajah pun masih layu, pikiran pun belum bisa fokus, dan mata juga masih sayup, entah kenapa aku pengen buka hp lihat kabar dari seberang.
hufft....aku dikagetkan dengan panggilan tak terjawab dari seniorku via WA lebih dari 50 kali, juga ada panggilan tak terjawab dari kawanku selaku handling bandara
Ada apa ya... aku pun panik, ternyata aku dapati sms dari senior bahwa jamaah sudah tiba 50 menit yang lalu.
Haduh...hati pun jadi kalut tak ter arah
Langsung aja aku keluar kamar, eh ternyata ada panggilan tak terjawab yang masuk ke hp ku dari nomor tak dikenal
Subhanallaah
Perasaanku bercampur antara kalut dan kalut sekali. Tanpa pikir panjang langsung saja ku turun ke loby
Sampe ku di loby, kudapati ternyata jamaah sudah menunggu lama, hampir satu jam.
Allahu akbar
Betapa malunya diriku dengan mereka, juga kepada ibu owner nya.
Beliau selalu ber istighfar ketika berjumpa denganku
Menahan kesal di hati, dan menahan amarah yang sempat mau keluar.
لا حول و لا قوة الا بالله
semoga Allah mengampuni segala kekhilafan diri ini.
dari kejadian ini, hati sudah mulai gelisah, merasa bersalah dan perasaan negatif lainnya pun sudah mulai muncul.
Hingga suatu hari aku mengerjakan shalat di masjid bin baz.
Perasaan gundah gulana menyapaku di dalam shalatku, seakan-akan ada hal yang mengusik ibadah yang aku kerjakan, yang membuatku tidak bisa menjalankan ibadah ini dengan baik.
.
Semua kacau
Entah kenapa, begitupun hari hari berikutnya, kujalani dengan penuh kegalauan yang tak kunjung reda
Karena jenuh akhirnya aku pun main ke robwah (asrama mahasiswa), sejenak mengunjungi kawan² yang ada disana.
Pak yahya, salah satu tetangga di Masjid jami Ummul Mukminin mengabarkan bahwa muazzin sudah berhenti bertugas, dan sudah menyerahkan kunci masjid kepada imam, itu menandakan bahwa dia tidak mau balik lagi ke masjid.
Inilah hidayah Allah, Dia tahu mana tempat yang terbaik buat hamba-Nya, begitulah perasaanku yang sempat terbawa oleh arus kegalauan. Yang dengan kejadian ini, akupun kembali mengemban amanah menjadi muazzin disana.
Dari situ, dapat kuambil sebuah kesimpulan, bahwasanya hati ini rentan jika berurusan dengan urusan hotel.
Memang ada sebagian hati mampu menahan berbagai godaan, namun aku tidak, hatiku terlalu lemah.
Semoga Allah mengampuni dosa dan kesalahan jiwa ini
Itulah jalan kenapa akhirnya aku kembali ke masjid ummul mukminin, ternyata ada hikmahnya
Sekian
Tanjung
31 Juli 2019
Bismillahirrahmaanirrahiim
Kawan...!
Alhamdulillah, kita dapat dipertemukan kembali oleh Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia.
Sejenak mengisi kekosongan, sengaja bukan mengosongkan diri, namun mencoba untuk menguraikan kata demi kata, agar bisa menjadi sebuah jamuan yang bermanfaat bagi diri pribadi juga orang lain.
Ketika melihat judul yang tertera diatas, tentunya teman-teman pasti tahu kan, ini merupakan kisah bersambung dari judul sebelumnya "dari Bin Baz Melabuh ke Ummul Mukminin"
Secara khusus, insyaallah disini akan aku coba kisahkan sedikit, kenapa aku keluar dari staff menjaga kunci hotel dan pindah ke amanah sebelumnya
Menjaga amanah sebagai muazzin di Masjid Jami' Ummul Mukminin,
Sebenarnya menjadi handling hotel sangat mengasyikkan, suasana baru begitu menantang, bertemu jamaah dan punya kenalan baru.
Apalagi aku bisa makan enak di hotel, tidur di kasur nan empuk, juga dapat menikmati banyak sekali berbagai kue di restoran
Ibarat aku berada di kehidupan yang sangat kaya, mau apa saja semua ada dan tersedia, dan tentunya kendala menjalankan amanah pasti ada, mau tidak mau pasti diuji dengan berbagai ujian.
Pernah suatu ketika, aku sedang bertugas di hotel al surfah, Madinah. Menjaga kamar yang sudah dipesan sambil menunggu jamaah yang datang dari jeddah.
Waktu itu sekitar pukul 11 malam
Aku menanyakan keberadaan jamaah via sms kepada salah satu guide,
Namun dia tidak membalas sms yang kukirimkan
Yang pada akhirnya, aku membuat kesimpulan sendiri, bahwasanya jamaah akan tiba 3 jam lagi setelah kuhitung waktu standar naik bus dari jeddah ke madinah
Aku perkiraan jam 2 dini hari sudah tiba di hotel.
Sehingga akupun istirahat di kamar hotel, kemudian pasang alarm jam 2 bangun, sejurus setelah kurebahkan badan, aku melayang bersama mimpi-mimpi indah yang tidak pernah aku sadari.
Jam 2 pun aku terbangun, wajah pun masih layu, pikiran pun belum bisa fokus, dan mata juga masih sayup, entah kenapa aku pengen buka hp lihat kabar dari seberang.
hufft....aku dikagetkan dengan panggilan tak terjawab dari seniorku via WA lebih dari 50 kali, juga ada panggilan tak terjawab dari kawanku selaku handling bandara
Ada apa ya... aku pun panik, ternyata aku dapati sms dari senior bahwa jamaah sudah tiba 50 menit yang lalu.
Haduh...hati pun jadi kalut tak ter arah
Langsung aja aku keluar kamar, eh ternyata ada panggilan tak terjawab yang masuk ke hp ku dari nomor tak dikenal
Subhanallaah
Perasaanku bercampur antara kalut dan kalut sekali. Tanpa pikir panjang langsung saja ku turun ke loby
Sampe ku di loby, kudapati ternyata jamaah sudah menunggu lama, hampir satu jam.
Allahu akbar
Betapa malunya diriku dengan mereka, juga kepada ibu owner nya.
Beliau selalu ber istighfar ketika berjumpa denganku
Menahan kesal di hati, dan menahan amarah yang sempat mau keluar.
لا حول و لا قوة الا بالله
semoga Allah mengampuni segala kekhilafan diri ini.
dari kejadian ini, hati sudah mulai gelisah, merasa bersalah dan perasaan negatif lainnya pun sudah mulai muncul.
Hingga suatu hari aku mengerjakan shalat di masjid bin baz.
Perasaan gundah gulana menyapaku di dalam shalatku, seakan-akan ada hal yang mengusik ibadah yang aku kerjakan, yang membuatku tidak bisa menjalankan ibadah ini dengan baik.
.
Semua kacau
Entah kenapa, begitupun hari hari berikutnya, kujalani dengan penuh kegalauan yang tak kunjung reda
Karena jenuh akhirnya aku pun main ke robwah (asrama mahasiswa), sejenak mengunjungi kawan² yang ada disana.
Pak yahya, salah satu tetangga di Masjid jami Ummul Mukminin mengabarkan bahwa muazzin sudah berhenti bertugas, dan sudah menyerahkan kunci masjid kepada imam, itu menandakan bahwa dia tidak mau balik lagi ke masjid.
Inilah hidayah Allah, Dia tahu mana tempat yang terbaik buat hamba-Nya, begitulah perasaanku yang sempat terbawa oleh arus kegalauan. Yang dengan kejadian ini, akupun kembali mengemban amanah menjadi muazzin disana.
Dari situ, dapat kuambil sebuah kesimpulan, bahwasanya hati ini rentan jika berurusan dengan urusan hotel.
Memang ada sebagian hati mampu menahan berbagai godaan, namun aku tidak, hatiku terlalu lemah.
Semoga Allah mengampuni dosa dan kesalahan jiwa ini
Itulah jalan kenapa akhirnya aku kembali ke masjid ummul mukminin, ternyata ada hikmahnya
Sekian
Tanjung
31 Juli 2019
Belum ada Komentar untuk "Kunci Hotel"
Posting Komentar